.

Sunday, April 18, 2010

'Pengemis' di Mall?

Akhir-akhir ini, sudah banyak pengemis yang meminta-minta di jalanan yang selalu dapat merenggut rasa iba. Oleh karena itu tak kurang juga orang yang merasa kasihan untuk memberikannya sedikit sedekah kepada mereka. Walau pemerintah telah melarang memberikan sedekah ke pengemis di jalan (kecuali di tempat ibadah), sebagai umat manusia yang mempunyai jiwa manusiawi tentu tidak akan tega. Apalagi yang mengemis anak di bawah umur atau orang di usia lanjut.

Lalu bagaimana dengan 'mengemis' di Mall? 'Pengemis' dalam tanda kutip bukan hanya seperti yang sekarang kita lihat. Bukan cuma yang berpakaian compang camping dan wajah, rambut, serta kulit yang tidak terurus, ada juga pengemis yang sangat berpakaian pantas dan terlihat seperti orang biasa. Itulah yang disebut sebagai 'Pengemis' Mall.

'Pengemis' Mall sekarang sudah merajalela. Bukan cuma di Mall, tapi di tempat keramaian juga kadang ditemui pengemis dengan spesies ini. 'Pengemis' ini mempunyai teknik mengemis yang sangat jitu. Bagi orang Awam mungkin akan terkecoh, tetapi tidak bagi orang yang telah terbiasa dengan teknik yang digunakan.

Saya dan Kakak saya telah menjadi korban dari si 'Pengemis' Mall. Ini terjadi di kota saya tepat di Mall yang cukup trend di Makassar. Berikut adalah teknik mengemis ala 'Pengemis' Mall :
Pengemis : Mbak, Mbak..!
Korban : Iya?
Pengemis : Bisa bantu saya nggak?
Korban : Iya, Ada apa?
Pengemis : Saya ditinggalkan oleh teman saya disini (Mall). Lalu saya tidak punya uang untuk pulang ke rumah.
Korban : Rumah anda dimana?
Pengemis : Rumah saja jauh, di Takalar. Kalo bisa saya minta uang transport saja untuk pulang ke rumah.
Korban : Berapa yang Anda butuhkan?
Pengemis : Rp. 10.000 saja sudah cukup
Korban : Bukannya kalau ketakalar hanya menghabiskan Rp. 9.000 dari sini?
Pengemis : Saya sebenarnya tidak mau mengemis seperti ini. Tapi apa boleh buat, sekarang saya tidak bisa pulang karena tidak punya uang transportasi.
Korban : (Dengan rasa iba memberi uang Rp. 10.000) Ini, silahkan ambil, tolong digunakan sebaik-baiknya
Pengemis : Terima kasih banyak. Tapi sepertinya uangnya kurang. Karena rumah saya sangat jauh, bisakah anda memberikan saya uang lagi untuk beli minuman? (Dengan mata yang berkaca-kaca dan muka yang sangat murung)
Korban : (Kembali iba) Ini saya tambah Rp. 10.000 lagi. Semoga bisa selamat sampai di tujuan.

Itulah penggalan kalimat yang diucapkan oleh si 'Pengemis' Mall terhadap Kakakku di Mall yang cukup terkenal di Makassar. Pertama kakak saya memberi uang kepada si 'Pengemis' di Mall, kemudian keesokan harinya, kakak saya kembali jalan-jalan di Mall yang berbeda. Dan ternyata kakakku bertemu lagi dengan 'Pengemis' yang sama. Ini membuktikan bahwa 'Pengemis' itu adalah penipu. Mereka menggunakan jurus andalannya untuk mencari titik kelemahan manusia yaitu rasa kasihan. Oleh karena itu, ketika anda mendapat hal yang serupa, jangan mudah percaya. Perhatikan seksama setiap katanya. Biasanya telah tersusun rapi. Perhatikan baik-baik mimik mukanya dan kalau perlu bawa dia ke pos polisi untuk ditindaklanjuti sebagai orang hilang atau mengantarnya pulang sampai ke rumah. Jika dia tidak mau dan terang-terangan menolak lalu pergi, maka sangat bisa dipastikan kalau dia adalah 'Pengemis' Mall dengan teknik penipuan yang jitu.

Dijaman sekarang, untuk mencari uang sangatlah susah, bahkan menjual ke-pede-an meminta secara langsung dan menunjukkan jurus-jurusnya. Sebagai seorang manusia, tentu rasa iba tidak dapat dipungkiri. Tapi tetap berfikir kedepan kalau saya memberikan uang kepada 'pengemis' ini, maka saya mengajak si 'pengemis' ini untuk bermalas-malasan mencari uang dengan jalan yang halal dan lebih di ridhoi oleh Allah SWT.
Share:

Friday, April 9, 2010

Tragedi Hilangnya Sendal Jepit di Mesjid

Masjid merupakan tempat ibadah khusus untuk umat yang beragama Islam. Sekalipun begitu, tak banyak dia diantara kita yang mengalami peristiwa-peristiwa tragis, salah satunya yaitu kehilangan sendal. Sendal merupakan 'barang penting' yang sangat diincar bagi si pencurinya. Entah karena sendal si pencuri yang putus jadi mereka mengambil sendal orang lain, atau hanya melihat sendal kita yang wah..


Sambil duduk nge-browsing, tiba-tiba saya dibawa ke situs yang dimana dibahas tentang tragedi hilangnya sendal di Mesjid. Saya sempat tertawa kecut ketika hal itu dibahas, karena saya pernah mengalaminya. Sekitar 5 tahun silam, ketika saya selesai melakukan ibadah shalat tarawih, saya kehilangan sendal. Hilanngnya sendal saya di Mesjid membuat saya sangat shok. Apalagi jarak dari mesjid ke rumah sangatlah jauh. Karena waktu itu masih kecil dan agak 'nakal', dengan perasaan menyesal, saya akhirnya memakai sendal orang lain untuk dipakai pulang ke rumah.

Perasaan saya tidak karuan karena saya melakukan tindakan yang dibenci Allah, yaitu mencuri. Oleh karena itu, keesokan harinya, sendal yang saya curi saya bungkus dengan kantong plastik dan berniat mengembalikannya di tempat semula. Ketika saya meletakkan sendal tersebut di tempat asalnya, saya terhentak kaget karena saya melihat sendal saya tertata rapi di dekat tempat saya menaruh sendal curian tersebut. Saya kemudian berfikir bahwa ketika kita menyesali sebuah tindakan yang buruk kemudian berusaha membaikkan keadaan, maka keadialan itu pasti akan ada. Pada akhirnya sendal saya telah kembali :)

Bagi teman-teman yang sering kehilangan sendal di mesjid, berikut salah satu tips nya :
Kalau ke Mesjid, biasakan letakkan sendal/alas kaki anda secara terpisah, jadi tidak berpasangan (misalnya yang kanan dan kiri ditaruh terpisah dengan jarak sekitar 5 meter, atau sembunyikan salah satunya), Insya Allah tidak akan tertukar, ataupun diambil oleh tangan-tangan jahil (karena meskipun bagus tapi kalau tidak sepasang tidak ada nilai jualnya)


Ada yang punya tips yang lain?
Share:

Navigasi Blog

Buka Semua | Tutup Semua

Recent Posts

Definition List

buah artikel telah ditulis
buah komentar masuk

pengunjung online.