.

Monday, October 25, 2010

Sebegitu Bodohkah Kita?

Wah, baru ada kesempatan untuk memosting sesuatu di blog tercinta saya ini :) Mungkin akan kurang terurus beberapa minggu kedepan dikarenakan kuliah masih padat dan inspirasi pun tertekan dengan banyaknya tugas kuliah yang harus diselesaikan.

Oke kali ini judul postingan kali ini sepertinya mengundang kontroversi. 'Sebegitu Bodohkan Kita?'. Ya, 'kita' yang saya maksud adalah sebagian masyarakat disekitar kita. Kebodohan tersebut bukan hanya dari segi pendidikannya, tetapi benar-benar membuat 'kita' seperti anak balita yang masih perlu belajar membaca dan berhitung walaupun pendidikan yang dimilikinya diatas rata-rata. Coba lihat gambar berikut :



Gambar tersebut saya potret di salah satu swalayan yang cukup terkenal di kotaku. Saya tertawa kecil sambil merenungkan, bagaimana mungkin penulisan label harga pun bisa salah? Rp.2.2400? Seharusnya Rp.22.400. Penempatan titik pun bisa salah dan tidak ada penggantian label harga. Entah karena 'kebodohan kita' atau karena disengaja ataupun tidak disengaja tetapi tak ingin membuang-buang kertas label harga untuk menggantinya.

Swalayan saja bisa salah, bagaimana dengan tempat-tempat umum? yah bisa ditebak. Pasti lebih dominan. Ketika saya menyusuri jalan pasar tradisional, saya singgah untuk menikmati minuman alvokad juice yang ada di pinggiran jalan. Saya sempat tersedak karena melihat daftar harga minuman :

Coba perhatikan yang saya garis bawahi dengan warna merah. 'Kelapa Mudah' atau 'Kelapa Muda'? 'Maizone' atau 'Mizone'? Saya langsung tersedat ketika minum, entah karena lucu atau mungkin disengaja untuk pembeli yang tidak tahu menahu dalam pengucapan bahasa inggris :D. Warung minuman ini cukup terkenal loh, baik dengan harganya yang mudah terjangkau dan rasanya bener-bener segar (sambil promosi).

Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan bahwa banyak nya pendidikan gratis bukan berarti masyarakat dapat memiliki ilmu yang cukup, tetapi itu semua tergantung dari masyarakat. Untuk mencerdaskan bangsa bukan hanya dilakukan oleh pemerintah dalam penerapan pendidikan gratis, tetapi kita sebagai penerus cita-cita bangsa juga wajib memberikan pendidikan kepada siapapun, apapun bentuknya, formal maupun nonformal, tua ataupun muda. Tiba-tiba terlintas di pikiran saya tentang sabda Nabi Rasulullah Saw, “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.” Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.

Saya penasaran dengan diluar sana, apakah pernah mengalami hal serupa? dan apakah kita pernah menyadari bahwa ternyata disekitar kita juga ada kebodohan besar yang sangat sepele?

Share:

Wednesday, October 13, 2010

'One Heart' karena Perbedaan

Kita sangatlah beda
Jalani hidup kita
Tapi kita satu
Mimpi kita satu

Ya.. begitulah sepenggal lirik lagu dari sebuah iklan yang sering tayang di TV. One heart, berbeda tetapi satu.. Saya pun teringat kepada percapakan seorang ayah kepada anaknya. Mengapa di dunia ini diciptakan berbagai bahasa? Jawabannya simpel, supaya mereka ada keterkaitan dan kemauan untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain, dan dengan itu, mereka bisa mendapatkan 'one heart' dengan cara yang unik.

Di dunia ini sangat banyak perbedaan atau keragaman, mulai dari keragaman sikap, pola pikir, sampai dengan keragaman status sosial. Dengan perbedaan tersebut, terciptalah 'one heart' yang dapat membentuk sebuah pondasi yang kokoh dalam mencapai tujuan bersama.

Banyak diantara kita menganggap bahwa perbedaan dan keragaman merupakan hal yang tidak dapat bersatu. Contoh sederhananya, ketika perbedaan status sosial, ada yang kaya ada pula yang miskin. saya berfikir kalau 'kaya' tidak akan tercipta jika tidak ada yang 'miskin'. Oleh karena itu, suatu kesombongan karena perbedaan merupakan hal yang sangat salah karena perbedaan adalah persamaan utama dalam menjalin keakraban.

Komunitas dibentuk karena adanya perbedaan atau keragaman yang tercipta sehingga muncullah sharing pendapat dan ilmu. Saya teringat waktu mengikuti reuni SMP saya kemarin, sungguh kami terlihat lebih kompak dari zaman smp dulu. Kenapa? karena kita semua sekarang sudah beragam, ada yang kuliah di luar kota, ada yang sudah kerja, bahkan ada yang sudah married. Sehingga timbul keinginan lebih dalam saling mengenal satu sama lain.

Oleh karena itu, hargailah perbedaan. Janganlah mengangap perbedaan itu adalah bumerang di dalam persatuan yang menganggap semakin kita berbeda maka semakin rapuh kesatuan kita. Jalinlah 'One Heart' di dalam setiap perbedaan. Negara kita pun mendukung 'One Heart' dari dulu yang tercermin dari Bhineka Tunggal Ika (berbeda beda tetap satu jua). Sama halnya dengan Pesta Blogger 2010 ini, walaupun kita berbeda komunitas, berbeda CMS blog, berbeda daerah secara geografis, tetapi kita tetap satu. 'Seorang Blogger Sejati dari Indonesia'.

images by : nazarene.org


Share:

Navigasi Blog

Buka Semua | Tutup Semua

Recent Posts

Definition List

buah artikel telah ditulis
buah komentar masuk

pengunjung online.