Lomba blog ini merupakan hasil dari kerjasama antara Sotoji dengan Komunitas Blogger Depok 'deBlogger' yang terbuka bagi para blogger di Indonesia dengan platform blog apapun. Karena penasaran dengan rasa Sotoji, akhirnya saya mencoba mendaftar agar dapat menerima sampel Sotoji secara cuma-cuma :D.
Karena sampel dari sotoji ada tiga bungkus, maka saya memberikannya masing-masing satu bungkus kepada teman, ibu, dan tentunya untuk saya pribadi. Untuk tahap awal, saya menyuruh teman saya (yang penggemar soto) untuk mencobanya dan menyusul ibu saya (yang ahli dalam masak memasak). Karena mendengar tanggapan yang positif dari mereka, maka sayapun mencobanya dan beginilah tanggapan mereka (dan tentunya tanggapku juga) :)
Sotoji, soto instan yang benar-benar mirip ‘real’ soto!
Teman saya yang penggemar soto bilang kalau bumbu yang digunakan pada soto ji bener-bener enak dan pas. Tingkat kepedisannya juga mantap. Sangat mirip seperti jajanan soto yang ia selalu santap. Begitupula dengan saya. Rasa sotonya mirip dengan buatan soto Ibuku. Tak heran saya pengen minta tambah. Hehe..
Jamur, apa enak?
Jujur, saya tidak suka makan jamur. Rasanya agak sedikit aneh, apalagi waktu makan pasta rasa jamur. Nah, karena sotoji menggunakan jamur, jadi saya membayangkan rasa jamurnya yang pasti bikin eneg. Tetapi setelah mencobanya, waw.. ternyata sungguh beda. Rasa jamur Sotoji lebih enak dan bahkan hampir menyerupai rasa ayam yang disuir-suir, sotoji sangat tepat memilih jenis jamur yang digunakan untuk diolah bersama dengan sotonya.
Sotoji membuat kita kenyang
Tanpa tambahan nasi pun, Sotoji dapat meredakan ‘nyanyian’ cacing yang ada di perut. Sotoji sangat cocok untuk menggantikan posisi mie instan. Sotoji dapat membuat kita kenyang dengan berbagai manfaat yang didapat, seperti kandungan serat dan protein nabati yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk menggantikan makanan sehari-hari, apalagi ketika kita sedang lapar ditengah-tengah kesibukan.
Adapun kritik dan saran mengenai Sotoji yaitu :
Kemasan bumbu Sotoji yang kurang familiar
Soto dengan kemasan yang dominan hijau menurut saya cukup pas. Tetapi kemasan bumbu yang tak menyatu, membuat kita sedikit kerepotan. Seperti bumbu cabe bubuk dengan bumbu penyedapnya. Bumbu cabe bubuk yang dibuat transparan membuat saya berpikir sejenak. Ini kunyit apa cabe ya? Mungkin alangkah baiknya cabe bubuk tidak dibuat transparan dan disatukan dengan dan bumbu penyedapnya (seperti bumbu dalam mie instan) sehingga dalam pembuatan sotonya sangat mudah karena sekali sobek. Apalagi ingin disajikan dalam jumlah banyak, mungkin agak sedikit kerepotan.
Jamur agak sedikit keras
Entah mengapa, apa saya belum pernah mencoba jamur tiram sebelumnya ataukah memang begini struktur jamur tiram yang agak keras? Adikku yang turut mencoba Sotoji bahkan merasa seperti memakan akar-akaran pohon :D. Mungkin alangkah baiknya jamurnya dibuat lebih lunak agar bisa disantap dengan mudah :)
Kurang bumbu tambahan
Seperti soto pada umumnya, daun bawang dan kerupuk merupakan pelengkap soto. Tetapi pada Sotoji belum menerapkan seperti itu. Sehingga, ketika sotoji di sajikan, tampilannya agak kurang menarik. Mungkinkah karena jika ditambah bumbu-bumbu pelengkap, harganya akan sedikit lebih mahal. Tetapi menurut saya, kalaupun harganya mahal tetapi rasa sotonya nikmat, pasti konsumen juga bisa lebih puas. Bukan begitu?
Demikian lah review saya tentang Sotoji, Soto Jamur Instan. Saya berharap Stoji dapat lebih berkembang kedepannya. Mungkin bisa memanfaatkan jenis jamur yang berbeda ataukah bahan-bahan lain yang dapat dikreasikan untuk diolah bersama dengan soto. Saya percaya bahwa Sotoji dapat membuat produk yang lebih berkreasi dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai gizinya. Selamat dan sukses SOTOJI...
emang nikmat sotojinya, apalagi kalo pedes :D
ReplyDeletesalam kenal,semoga sukses :)
mantap reviewnya..sy belum pernah nyoba tapi enak keliatan dari reviewnya :D..sukses yo
ReplyDeletehmmm jadi laper nih hehehehe
ReplyDeletesukses ya buat kontesnya
slam hangat
Revolusi Galau