Lalu bagaimana dengan 'mengemis' di Mall? 'Pengemis' dalam tanda kutip bukan hanya seperti yang sekarang kita lihat. Bukan cuma yang berpakaian compang camping dan wajah, rambut, serta kulit yang tidak terurus, ada juga pengemis yang sangat berpakaian pantas dan terlihat seperti orang biasa. Itulah yang disebut sebagai 'Pengemis' Mall.
'Pengemis' Mall sekarang sudah merajalela. Bukan cuma di Mall, tapi di tempat keramaian juga kadang ditemui pengemis dengan spesies ini. 'Pengemis' ini mempunyai teknik mengemis yang sangat jitu. Bagi orang Awam mungkin akan terkecoh, tetapi tidak bagi orang yang telah terbiasa dengan teknik yang digunakan.
Saya dan Kakak saya telah menjadi korban dari si 'Pengemis' Mall. Ini terjadi di kota saya tepat di Mall yang cukup trend di Makassar. Berikut adalah teknik mengemis ala 'Pengemis' Mall :
Pengemis : Mbak, Mbak..!
Korban : Iya?
Pengemis : Bisa bantu saya nggak?
Korban : Iya, Ada apa?
Pengemis : Saya ditinggalkan oleh teman saya disini (Mall). Lalu saya tidak punya uang untuk pulang ke rumah.
Korban : Rumah anda dimana?
Pengemis : Rumah saja jauh, di Takalar. Kalo bisa saya minta uang transport saja untuk pulang ke rumah.
Korban : Berapa yang Anda butuhkan?
Pengemis : Rp. 10.000 saja sudah cukup
Korban : Bukannya kalau ketakalar hanya menghabiskan Rp. 9.000 dari sini?
Pengemis : Saya sebenarnya tidak mau mengemis seperti ini. Tapi apa boleh buat, sekarang saya tidak bisa pulang karena tidak punya uang transportasi.
Korban : (Dengan rasa iba memberi uang Rp. 10.000) Ini, silahkan ambil, tolong digunakan sebaik-baiknya
Pengemis : Terima kasih banyak. Tapi sepertinya uangnya kurang. Karena rumah saya sangat jauh, bisakah anda memberikan saya uang lagi untuk beli minuman? (Dengan mata yang berkaca-kaca dan muka yang sangat murung)
Korban : (Kembali iba) Ini saya tambah Rp. 10.000 lagi. Semoga bisa selamat sampai di tujuan.
Itulah penggalan kalimat yang diucapkan oleh si 'Pengemis' Mall terhadap Kakakku di Mall yang cukup terkenal di Makassar. Pertama kakak saya memberi uang kepada si 'Pengemis' di Mall, kemudian keesokan harinya, kakak saya kembali jalan-jalan di Mall yang berbeda. Dan ternyata kakakku bertemu lagi dengan 'Pengemis' yang sama. Ini membuktikan bahwa 'Pengemis' itu adalah penipu. Mereka menggunakan jurus andalannya untuk mencari titik kelemahan manusia yaitu rasa kasihan. Oleh karena itu, ketika anda mendapat hal yang serupa, jangan mudah percaya. Perhatikan seksama setiap katanya. Biasanya telah tersusun rapi. Perhatikan baik-baik mimik mukanya dan kalau perlu bawa dia ke pos polisi untuk ditindaklanjuti sebagai orang hilang atau mengantarnya pulang sampai ke rumah. Jika dia tidak mau dan terang-terangan menolak lalu pergi, maka sangat bisa dipastikan kalau dia adalah 'Pengemis' Mall dengan teknik penipuan yang jitu.
Dijaman sekarang, untuk mencari uang sangatlah susah, bahkan menjual ke-pede-an meminta secara langsung dan menunjukkan jurus-jurusnya. Sebagai seorang manusia, tentu rasa iba tidak dapat dipungkiri. Tapi tetap berfikir kedepan kalau saya memberikan uang kepada 'pengemis' ini, maka saya mengajak si 'pengemis' ini untuk bermalas-malasan mencari uang dengan jalan yang halal dan lebih di ridhoi oleh Allah SWT.
Kalau di Jakarta, ada beberapa cara lagi, salah satunya adalah pertama kali dengan menanyakan arah. Misalnya kita sedang di pinggir jalan di Blok M, trus mereka memulai dengan kalimat "Pak, arah ke Pondok Labu kemana yah ?"
ReplyDeleteKalau kita menunjukkan arahnya, barulah memulai trik seperti di atas, dengan menyebutkan telah ditipu atau kesasar, yang intinya minta uang untuk angkot ke arah tersebut.
Jadi, tetap waspada :)
Memang, saya juga hampir jadi korban, bukan cuma di mall, kadang ada juga yang langsung datang ke rumah-rumah warga. Aktingnya memang lihai. Tapi untunglah, ia sempat ciut juga nyalinya saat aku tatap dia tajam dengan wajah tidak bersahabat, dan menanyakannya banyak hal tentang dirinya. belum selesai beberapa pertanyaan interogasi, ia sudah kabur langsung pergi. :))
ReplyDelete