.

Sunday, November 8, 2009

Semangat Juang Anak SMP

Seperti biasanya, hari kamis, saya akan balik ke rumahku. Kampus saya agak jauh dari rumah sehingga saya memutuskan untuk mengontrak kamar disekitar kampus. Maklum lah, saya tidak punya kendaraan pribadi untuk bolak-balik kampus. Sehingga saya memutuskan untuk mengontrak disekitar situ.

Seperti biasanya, saya membereskan kamar dulu sebelum meninggalkannya untuk beberapa hari. Saya sepertinya tidak betah tinggal disana, selalu kangen dengan keluarga :). Jadi dihari libur, saya menyempatkan diri untuk pulang ke rumah.

Huh, selalu saja panas matahari menyengat di siang bolong. Saya harus berjalan kaki keluar jalan untuk mendapatkan angkutan kota menuju ke rumah. Apalagi perjalanan tidak sebentar. Hampir menghabiskan 10 menit di terik panas matahari yang membakar kulit. Tapi Alhamdulillah, tidak sampai 5 menit, angkotnya sudah ada.

Karena jarak dari kampus cukup jauh, maka saya harus menyambung angkot lagi. Disini hal yang paling saya tidak sukai. Saya harus menunggu penumpang lain dulu, baru angkotnya bisa melaju. Sambil melamun, saya tiba-tiba terhentak ketika melihat seorang gadis anak SMP yang sepertinya tampak letih sekali menunggu penumpang lain yang naik angkot. Mungkin anak itu sudah lama menunggu dibandingkan dengan saya.

Dengan penuh kesabaran, akhirnya angkot telah dipenuhi oleh penumpang dan anak SMP itu juga ikutan naik angkot. Dengan wajah sedikit mengantuk, anak itu tetap semangat bersekolah. Saya perkirakan saat itu pukul 2 lewat. Apa waktu itu murid-murid SMP sedang belajar? Berarti anak ini terlambat. Dengan menggunakan jilbab putihnya, anak itu berhenti ke sekolah dan dia berlarian menuju ke sekolahnya. Teman-teman nya yang seseragam dengan dia juga dengan bangganya menggunakan sepeda motor tanpa melirik teman yang sedang kelelahan.

Wah, saya sangat salut dengan anak itu. Walau terlambat, dia tetap semangat sekolah. Menunggu penumpang di angkot yang nyaris berjam-jam.

Kejadian itulah yang membuat hati saya terbuka. Ketika orang tua kita mengeluarkan uang untuk membiayai sekolah kita, kita biasanya malas-malasan kesekolah walaupun kita telah dilengkapi dengan kendaraan pribadi. Anak itu hanya bergantung kepada keadaan penumpang angkot. Dan saya salut kepada dia karena dia tidak memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari itu juga dengan alasan terlambat sekitar sejam. Tersinggunglah wahai orang yang bermalas-malasan menuntut ilmu…

Share:

1 comments:

  1. betul

    saya juga nyesel dulu waktu jaman sekolah, ga bisa ngasih yang terbaik buat keluarga

    ReplyDelete

Ada yang mau berkomentar ???
Berkomentarlah, Sebelum Berkomentar Itu Dilarang

Navigasi Blog

Buka Semua | Tutup Semua

Recent Posts

Definition List

buah artikel telah ditulis
buah komentar masuk

pengunjung online.