.

Wednesday, August 31, 2011

Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1432 H

"arief's blog mengucapkan Selamat Hari Raya Idhul Fitri, 1 Syawal 1432 H. Minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin."

Alhamdulillah, tiba saatnya meraih kemenangan setelah genap 30 hari kita, umat muslim, melaksanakan kewajiban di bulan ramadhan, yaitu puasa ramadhan. Tahun ini, kembali lagi negara kita 'berulah'. Pasalnya, penetapan tanggal 1 Syawal 1432 H sempat membuat kita kebingungan. Walaupun pemerintah pada rapat itsbat telah memutuskan untuk menetapkan 1 Syawal 1432 jatuh pada hari rabu, tanggal 30 Agustus 2011M, kita masih saja gelisah dengan penetapan ini. Yang pertama, sebagai orang awam, kalender masehi merupakan acuan awal kita. Tanggal 30 Agustus di kalender masehi sama dengan 1 syawal, sedangkan perintah menetapkan tanggal 31 agustus-lah yang merupakan 1 Syawal. Yang kedua, ada sekitar 50 negara Islam yang ada dipenjuru dunia merayakan Idhul fitri tepat tanggal 30 Agustus, termasuk negara Arab saudi, Malaysia, Singapura, dsb. dan yang ketiga, kebanyakan masyarakat sudah tak percaya lagi dengan kepemimpinan negara kita. Banyaknya pemimpin kita yang melakukan tindakan KKN membuat kepercayaan sebgian masyarakat indonesia telah rapuh kepada kepemimpinan apapun yang ada di Indonesia, sehingga mereka lebih memilih fatwa dari kepemimpinan negara lain sebagai acuan mereka berlebaran. Nah, Lalu tanggal berapakah saya akan berlebaran?

Ya, saya sekeluarga memilih untuk berlebaran dan berkeyakinan bahwa 1 Syawal 1432H jatuh pada hari rabu, 31 Agustus 2011. Oleh karena itu, tanggal 30 Agustus, saya masih berpuasa. Saya mengikuti aturan pemerintah kita. Walaupun dalam surat An-Nisaa : 59 mengatakan (kurang lebih) bahwa jika ada perbedaan pendapat, salah satunya diserahkan ke ulil amri. Ulil Amri secara harfiah dapat diartikan Amirul Mukminin atau Pemimpin orang-orang beriman, dan tidak terlepas dengan khalifah/ daulah/ darus Islam. Walaupun kita sendiri tak meyakini bahwa pemimpin kita apa termasuk ulil amri yang 'sesungguhnya' tetap, saya mengikuti penetapan pemerintah dengan perpedoman dengan ayat dan hadis lain yang terkait dari ringkasan berikut. Wallahualam. Semoga perbedaan ini tidak membuat kita berpecah belah, malah menjadikan perbedaan ini sebagai penanaman jiwa saling menghargai satu sama lain. :)

Okay.. Hari ini, saya sekeluarga kembali melaksanakan shalad Ied di mesjid. Tetapi kali ini sedikit berbeda. Selama saya hidup di dunia ini, baru kali ini saya shalat Ied di mesjid lain (selama ini saya shalat Ied di Masjid Agung "45"). Saya dan sekeluarga melaksanakan shalat Ied di Mesjid Babul Jannah, yang konon katanya mayoritas makmunnya orang-orang yang memiliki ilmu agama yang tinggi. Waw...


Foto bareng saudari2ku, (kiri ke kanan), Andini, Ayu, Arief, Ariza

Benar saja, disana mayoritas perempuan "jibaber" (sebutan gaul, berasal dari teman saya, jilbaber = Jilbab Besar/Jilbab yang menutup seluruh aurat wanita, yang terlihat hanya sepasang bola matanya) dengan mayoritas laki-laki "berjenggot". Awalnya sih agak risih, karena walaupun pakaian saya rapih, berpakaian kokoh.. Tetapi masih kurang "matching" dengan mayoritas disana yang menggunakan pakaian gamis. Hehhee.. tapi lambat laun akhirnya melebur juga. Yah, beginilah indahya Idhul Fitri.


Suasana para akhwat ketika bersiap untuk meninggalkan tempat shalat Ied Fitri

Banyak hal menarik yang saya temukan di tempat shalad Ied ku yang baru ini. Yang pertama, shalat Ied dilaksanakan di lapangan dengan tersedianya beberapa lembar koran gratis yang dapat dipakai sebagai pengalas tikar sholat. Berbeda dengan mesjid lain yang kadang tak ada penyiapan apapun, jika butuh koran, itupun dibeli, yah.. walau harganya sangat murah sih.. :p

Kedua, ketika shalat, para makmun benar2 melaksanakan ibadah shalat dengan sungguh2, seperti jika ada shaf kosong di depan, mereka dengan spontan maju dan mengisinya, barisan pun sangat rapat, tidak ada cela diantara kaki kanan dan kiri saya dengan makmun disebelahku. Saya sangat salut, meningat masih banyak ditemukan makmun yang "cuek" dengan perkara seperti ini.

Ketiga, ketika udztad mulai menyampaikan khutbahnya, banyak diantara makmum meletakkan handphone/alat perekam di depan speaker/amplifer. Saya kemudian menghitung jumlah alat perekam tersebut, sekitar 30 alat perekam yang ada di depan speaker. Gunanya untuk merekam ceramah yang disampaikan oleh Udztad tersebut. Subhanallah... Beginilah bentuk penghargaan yang sangat besar untuk penceramah. Mereka bukan hanya mau mendengar dan menyimak ceramah di tempat itu juga, tetapi ingin pula mendengar ceramahnya lagi sepulang dari shalat Ied.

Habis dari shalat Ied, kami sekeluarga melanjutkan perjalanan "Lebaran" ke rumah nenek. Kunjungan ini merupakan kunjungan rutin yang dilakukan ketika hari raya tiba. Nah, disini nih puncak maaf2annya. Semua sanak saudara berkunjung ke rumah nenek juga. Alhamdulillah...


Foto bareng saya, kak Ayu dan Abi-ku

Atas nama Arief Rivai, selaku admin arief's blog sekali lagi mengucapkan minal aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin kepada seluruh pengunjung setia arief's blog. Mohon maaf jika selama ini arief'blog pernah memosting kata-kata yang mungkin sifatnya menyinggung secara personal ataupun kelompok. Semua kesalahan berasal dari saya pribadi. Oleh karena itu, dihari yang fitri ini, mari kita saling maaf memaafkan agar kita semua dapat kembali ke fitrahNya. Amiin...

Share:

0 comments:

Post a Comment

Ada yang mau berkomentar ???
Berkomentarlah, Sebelum Berkomentar Itu Dilarang

Navigasi Blog

Buka Semua | Tutup Semua

Recent Posts

Definition List

buah artikel telah ditulis
buah komentar masuk

pengunjung online.