Oke kali ini judul postingan kali ini sepertinya mengundang kontroversi. 'Sebegitu
Gambar tersebut saya potret di salah satu swalayan yang cukup terkenal di kotaku. Saya tertawa kecil sambil merenungkan, bagaimana mungkin penulisan label harga pun bisa salah? Rp.2.2400? Seharusnya Rp.22.400. Penempatan titik pun bisa salah dan tidak ada penggantian label harga. Entah karena 'kebodohan kita' atau karena disengaja ataupun tidak disengaja tetapi tak ingin membuang-buang kertas label harga untuk menggantinya.
Swalayan saja bisa salah, bagaimana dengan tempat-tempat umum? yah bisa ditebak. Pasti lebih dominan. Ketika saya menyusuri jalan pasar tradisional, saya singgah untuk menikmati minuman alvokad juice yang ada di pinggiran jalan. Saya sempat tersedak karena melihat daftar harga minuman :
Coba perhatikan yang saya garis bawahi dengan warna merah. 'Kelapa Mudah' atau 'Kelapa Muda'? 'Maizone' atau 'Mizone'? Saya langsung tersedat ketika minum, entah karena lucu atau mungkin disengaja untuk pembeli yang tidak tahu menahu dalam pengucapan bahasa inggris :D. Warung minuman ini cukup terkenal loh, baik dengan harganya yang mudah terjangkau dan rasanya bener-bener segar (sambil promosi).
Akhirnya saya bisa mengambil kesimpulan bahwa banyak nya pendidikan gratis bukan berarti masyarakat dapat memiliki ilmu yang cukup, tetapi itu semua tergantung dari masyarakat. Untuk mencerdaskan bangsa bukan hanya dilakukan oleh pemerintah dalam penerapan pendidikan gratis, tetapi kita sebagai penerus cita-cita bangsa juga wajib memberikan pendidikan kepada siapapun, apapun bentuknya, formal maupun nonformal, tua ataupun muda. Tiba-tiba terlintas di pikiran saya tentang sabda Nabi Rasulullah Saw, “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.” Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.
Saya penasaran dengan diluar sana, apakah pernah mengalami hal serupa? dan apakah kita pernah menyadari bahwa ternyata disekitar kita juga ada kebodohan besar yang sangat sepele?
Hahahaha..
ReplyDeletekalau menurut saya sih itu ada hubungannya juga dengan kebiasaan..kebiasaan dalam melafalkan dan menuliskan sesuatu
dan gejala "salah tulis " seperti itu juga sering koq terjadi di kota-kota lain..
tapi memang aneh kelihatannya saat yang melakukannya adalah orang-orang yang cukup terpelajar..
@Bung Iphul
ReplyDeleteBenar juga sih.. Faktor kebiasaan pelafalan juga mempengaruhi kesalahan tersebut. Tapi kan kebiasaan yang demikian karena kurangnya pendidikan yang dia miliki. Thanks kak atas opininya..
Maklum saja bro.. di dunia ini juga gak ada yang sempurna.. mungkin karena skolahnya dapat pringkat terakhir terus makanya seperti itu jadinya.. ckkcc
ReplyDeletespekta dah nmta izin blom ma yg punya warung klo baftar harganya mw d'posting d;blog mu???
ReplyDeletewklwkwkwkwkwkw
@mansssusu
ReplyDeleteIa benar, di dunia ini gak ada yang sempurna, tapi gak semua loh yang waktu sekolahnya mendapat peringkat terakhir seperti itu.. hihihi..
@itha jie
Wah, tahu aja, itu fotonya secara sembunyi-sembunyi :) Kan sekalian promosi. hahaha..
ana'muda belum liat di kantin kampus, yg kantin coto, coba perhatikan papan menunya .., sy nda tau mungkin empunya warung mau melucu atau apa.., hihi
ReplyDeleteyes ....this really.....onli on ..
ReplyDelete...INDONESIA.....