Saya adakah orang yang sering bepergian dengan berjalan kaki. Suatu hari saya berjalan kaki menuju ke kampus karena jalur kendaraan umum tidak berhenti tepat di depan kampus ku. Hentakan kakiku terhenti ketika melihat sekelompok anak-anak yang masih dibawah umur telah bekerja berjualan koran di pinggir jalan dengan waktu jam sekolah. Bukan hanya itu saja, ada juga anak-anak yang telah mempersiapkan peralatan 'konser' nya dengan ciri khas alat yang dimilikinya, sebuah tongkat yang dipasangi dengan penutup botol minuman bersoda. Ada juga anak yang hanya tinggal diam sambil menjulurkan tangannya di pinggir trotoar jalan. Sungguh jalan tersebut terlihat seperti penampungan anak-anak yang mungkin sebagian dari kita sangat mengganggu dan merusak pemandangan. Tetapi dari situ, saya menyadari bahwa begitulah potret anak Indonesia yang masih kurang beruntung dan perlu diperhatikan kesejahteraannya, begitulah filosofi dari masa depan generasi Indonesia yang hilang.
Saya rasa sebagian dari kita berfikir kalau anak tersebut tidak akan pernah memiliki masa depan. Hasil dari berjualan koran sepertinya masih mustahil untuk 'membiayai' masa depannya kelak. Tetapi saya yakin, mereka masih memiliki cita-cita, walau cita-citanya tersebut masih dikesampingkan. Masalahnya bagaimana cara mereka mewujudkan cita-citanya tersebut? Yang ada dipikirannya hanyalah bagaimana cara untuk mendapatkan uang untuk hidup sekarang, bukan untuk kehidupan masa depan.
Banyak Anak-anak Indonesia yang memiliki nasib yang sama seperti diatas. Disinilah peranan orang tua dalam mendidik anaknya. Tidak salah anak berjualan koran, tetapi jangan sampai memutuskan cita-cita mereka. Dengan belajar, baik secara formal maupun non-formal mereka dapat meraih cita-cita yang sesungguhnya. Negara kita ini juga sangat sering mengeluarkan biaya untuk beasiswa Anak Indonesia. Oleh karena itu tidak ada lagi alasan untuk menyekolahkan anak Indonesia.
Yang terpenting sekarang adalah bagaimana anak Indonesia dapat bersekolah. Memang betul pendidikan formal bukanlah segalanya. Andre Wongso sang motivator sukses pun tidak tamat SD. Tetapi ia tetap bisa menjadi orang yang sukses. Tidak memperolah ijazah dari perguruan tinggi pun bukan kendala untuk menjadi orang sukses sebab Steve Jobs, sang pendiri perusahaan terkenal dan terkemuka, Apple Inc., tidak menyelesaikan studi S1 nya. Tetapi anak Indonesia yang lebih memilih mengamen atau mengemis daripada bersekolah bukanlah hal yang enak dipandang, karena bagaimanapun mereka dapat menjadi image untuk bangsa Indonesia sebagai Anak Nasional.
Dikutip dari artikel 'Ngontrak di Tanah Sendiri', Masa depan Anak Indonesia terletak pada kemampuan bangsa menyediakan pendidikan bagi anak-anak bangsa. Oleh karena itu, semoga bangsa kita ini dapat mewujudkan harapan dan cita-cita anak Indonesia. Selamat hari Anak Nasional!. Semoga Anak Indonesia dapat memiliki jiwa bersekolah yang tinggi dan tetap berambisi dalam meraih dan mewujudkan cita-citanya. Amin.
Polling untuk pemilihan Entry Tematik Favorit Bulan Juli 2010 dengan tema Anak sudah dibuka.
ReplyDeleteAyo pilih tulisan favoritmu. Silahkan berkampanye!
Salam,
Pangurusu’na Entry Tematik
Kok komentarnya ga tampil di situs angingmammiri.org? Ada yang salah yah?
ReplyDelete